Monthly Archives: February 2015

funny and musical moments

Standard

Sky memelukku dan berkata: “Mama, aku sayang kamu! Mama itu gadis tua yang baik!”
Hehehe…agak aneh kalau diterjemahkan ke Bahasa Indonesia begini. Tapi ini asalnya adalah kata-kata yang sering kami ucapkan padanya, bahwa dia adalah anak baik, dan bahwa dia gadis kecil kami. Dibalik semua deh sama dia, hehe…nggak apa-apa deh mama jadi “gadis tua”, haha! 😀

blogSky mau minta tolong kami menggulung lengan bajunya. Dia bertanya: “Papa, minta tolong menaruh tanganku di lengan baju dong?”

Sky mengamati boneka kanggurunya dengan seksama. Mama kangguru punya kantong besar di perutnya yang mana anak kangguru bisa dimasukkan ke dalamnya. Dia berkata: “Ya…tapi praktis juga punya kantong seperti ini. Bisa memasukkan barang kalau habis belanja. Tapi anaknya jadi harus berjalan sendiri ya.”

Setelah beberapa saat mengamati gambar-gambar princess-nya, Sky berkata: “Mama, tahu nggak apa yang lucu…semua princess itu bibirnya berwarna merah muda! Aku kira ada satu princess yang punya banyak sekali lipstick.”
Aku: “Oya? Siapa dong?”
Sky: “Sepertinya…Ariel! (little mermaid) Princess yang lain semua boleh meminjam lipstick dari Ariel.”

Kami baru saja membacakannya cerita “Putri dan kacang polong”. Lalu papa bertanya kepadanya: “Nah Sky, kalau kamu bagaimana? Kamu betul seorang putri bukan?” Jawab Sky: “Bukannn papa, aku nggak mau tidur di atas kacang polong. Mending kacangnya aku makan saja!” 😀

Kedua video di artikel ini kami rekam kemarin. Sky seharian sedang dalam mood menyanyi. Ceria sekali dan lucu banget dilihatnya. Dia mengambil microfon, membuat panggung pentasnya sendiri, bergoyang-goyang dan menyanyi ‘lip sync‘ (pura-pura menyanyi, menggerakkan bibir tanpa suara). Atau dia memetik gitar dan langsung mengarang lagu-lagu lucu. Atau dia minta mama memainkan gitar, lalu menyanyikan lagu ciptaannya sendiri sambil menari berputar-putar keliling kamar. 😀

***

blog1Sky knuffelde mij en zei: “Mama, ik hou van je! Je bent een lieve, oude meid!”
Hahaha…ik denk dat dit een combinatie is van wat we vaak tegen haar zeggen, dat zij een lieve meid is, en dat zij onze kleine meid is. 😀

Sky wilde dat wij haar mouwen opstropen. Ze vroeg: “Papa, wil je mijn handen opmouwen?”

Sky bekeek haar knuffel kangoeroe. Mama kangoeroe heeft een grote buidel op haar buik waar het kindje kangoeroe in past. Ze zei: “Ja…maar het is ook handig als zij ge-boodschapt (= boodschappen gedaan) heeft. Kan ze de spulletjes in haar mandje (= buidel) doen. Moet het kindje wel even zelf lopen.”

Sky bestudeerde haar prinsessen-slinger met alle prinsessen erop. Ze zei: “Mama, weet je wat grappig is…álle prinsesjes hebben roze lippen! En ik denk dat er één prinses die heel veel lippenstiften heeft.”
Ik: “O? Wie is het dan?”
Sky: “Ik denk… Ariël! (de kleine zeemeermin). Andere prinsesjes lenen de lippenstiften gewoon van haar.”

We hebben haar net het verhaal “prinses op de erwt” voorgelezen. Toen vroeg papa aan haar: “En Sky, ben jij een echte prinses?” Waarop Sky antwoordde: “Neeee papa, ik ga niet op een erwt liggen. Ik ga de erwt opeten!” 😀

De twee video’s in deze post zijn allebei gisteren gemaakt. Sky was in een zingende bui, super vrolijk en leuk om te zien. Ze pakte de microfoon, maakte haar eigen podium, wiegelde haar heupen en zong ‘lip sync‘ mee. Of ze pingelde op de gitaar en verzon ter plekke de ene na de andere grappige liedjes. Of ze vroeg of mama wat deuntjes op de gitaar wilde spelen, zong dan haar eigen liedjes erbij en danste de kamer rond. 🙂

first preschool parent-teacher interview

Standard

blog1

Siang tadi sesudah jam sekolah kami dijadwalkan bertemu Ibu Guru di preschool Sky untuk wawancara orang tua. Pertama kalinya nih! Joop juga khusus datang dari kantor untuk berpartisipasi (maklum, anak satu-satunya, hehe). Ibu Guru Marlene yang berbincang dengan kami. Sebetulnya Sky boleh bermain lebih lanjut, seperti biasanya saja kalau dia ada di sekolah, tapi ternyata dia lebih tertarik mengikuti wawancara kami. Duduk manis di pangkuan selama wawancara dan menyimak yang dibicarakan. Yah, mungkin karena topik pembicaraannya dirinya sendiri ya, hehe… 😀

Kami menyimak ‘cerita’ Bu Guru tentang Sky, melewati poin-poin di buku perkembangan murid. Buku ini tahun depan, saat Sky berumur 4 tahun, akan sekali lagi diisi saat wawancara akhir. Lalu bukunya boleh kami bawa untuk diberikan pada pihak SD (yang mana SD-nya tidak sama dengan tempat preschool-nya saat ini).

Wawancara tadi bisa dirangkum dengan kata-kata Ibu Guru ini: “Sky sebetulnya sudah selesai di sini! Saya bisa memberikan buku ini pada kalian dan Sky bisa langsung lanjut ke SD.”

Buku perkembangan murid itu dibagi dalam sejumlah aspek (emosi, motorik, ketrampilan, pergaulan sosial, dll) dan setiap aspeknya dibagi lagi dalam kategori umur: sampai 2 tahun, dan sesudahnya setiap setengah tahun sampai umur 4. Di setiap kategori ditulis poin-poin yang digunakan untuk mengukur kemampuan dan karakter anak, dan kalau poinnya dinilai sudah diraih, akan diwarnai oleh Ibu Guru. Hampir semua poin di buku Sky (maksimal, jadi sampai umur 4) sudah ada warnanya. Secara singkat ini berarti bahwa di hampir semua aspek (tentunya belum lengkap total) pencapaian Sky sudah setara dengan yang dicapai oleh anak umur 4 tahun. Ini yang dimaksud Ibu Guru dengan “Sky sebetulnya sudah selesai di sini”.

blog3Sebagai contoh, dalam aspek motorik misalnya, bahwa dia sudah bisa berjalan di atas balok, bisa naik sepeda roda tiga, dan bisa meloncat-loncat bergantian kaki. Di aspek yang lain misalnya bahwa dia tidak sombong dan tidak menganggap dirinya paling tinggi, tapi juga punya rasa percaya diri yang sehat. Bahwa dia bisa menjelaskan hal-hal dengan baik, bisa berhitung sampai 20, mengenali angka 0 sampai 9. Bahwa dia doyan makan berjenis-jenis buah, sudah bisa ke WC sendiri, bisa memakai jaket sendiri dan bahkan mengancingkannya. Bahwa dia senang mengikuti aktivitas di grup, bisa bermain bersama anak lain dan tidak gampang marah atau ngambek kalau sesuatu tidak sesuai kehendaknya (poin yang ini di rumah kadang lain deh…). Bahwa dia pintar menyanyi, pintar mewarnai dan menggambar (bahkan sudah menggambar orang-orangan, berkacamata pula!), suka memperhatikan detail-detail, suka bermain di sudut rumah-rumahan bersama boneka-boneka, dan senang bermain fantasi memakai kostum.

Di samping poin-poin resmi itu Ibu Guru juga banyak menulis komentar lepas. Sangat menyenangkan untuk mendengar semuanya. Tentu saja kami mengenali gadis kecil kami di semua poin observasi yang kami dengar, tapi memang menyenangkan untuk mendengarnya dari orang lain, terlebih lagi dari seorang tenaga pengajar profesional! Tertulis misalnya (tidak persis begini sih, ini yang kami ingat saja): “Sky adalah anak yang kalem, yang bisa menjelaskan apa yang dia maui. Dia selalu rajin membantu Ibu Guru berberes-beres, tahu persis di mana tempat barang-barang dan kalau tidak tahu juga selalu bertanya. Dia bisa bermain bersama anak lain, tapi juga bisa bermain sendiri. Selalu menurut pada Ibu Guru. Kalimat-kalimat ucapannya sudah panjang-panjang dan sempurna, dan ejaannya bagus, sehingga Ibu Guru bisa selalu mengerti. Dalam pergaulan dia tergolong anak sosial, yang tidak pernah atau sedikit mengalami konflik. Sudah bisa ke WC sendiri, tapi mengambil tissue WC masih agak susah (ini langsung diiyakan oleh Sky yang sedang mendengarkan. Katanya dia sering meminta tolong anak lain untuk mengambilkan tissue. Juga suka pergi ke WC bersama E, sahabat karibnya, hehe…).

Akhirnya Ibu Guru meringkas wawancara kami dengan kata-kata ini: “Kami jelas melihat bahwa kalian sebagai orang tua banyak mendidik dan melatih Sky di rumah. Sky sudah bisa banyak sekali. Sebetulnya bakal nyaman kalau 15 anak di kelas ini seperti Sky semua, hehe…”

Nah, sesudah mendengarkan ini semua, yang tersisa adalah memeluk erat-erat gadis kecil kami dan memberitahunya betapa bangga kami kepadanya. Dan bukan hanya atas segala pencapaian dan warna poin-poin di bukunya, tapi terutama karena dia adalah anak yang manis, baik hati, dan menyenangkan. Anak kami! 🙂

***

blog2Vanmiddag na schooltijd was het zover: ons eerste oudergesprek, omdat Sky nu bijna 1 jaar op de peuterspeelzaal zit. Speciaal voor de gelegenheid was Joop er ook (enig kind hè!). Juf Marlene stond ons te woord. Sky mocht eigenlijk gewoon verder spelen maar vond het blijkbaar zo interessant dat zij het hele gesprek op onze schoot zat om mee te luisteren, er werd tenslotte over haar gepraat! 😀

We bladerden door Sky’s boekje, waar alle observaties van de juffen staan beschreven. Het boek zal volgend jaar net voordat Sky 4 jaar wordt ook nog een keer doorgenomen worden en daarna krijgen we het boek mee om aan haar basisschool te overhandigen (ter info: Sky gaat naar een andere basisschool dan waar ze nu zit).

Het gesprek was kort samen te vatten met deze woorden van de juf: “Sky is eigenlijk hier al klaar! Ik kan dit boek gewoon aan jullie geven en ze kan zo door naar de basisschool.”

Het boek is verdeeld in verschillende ontwikkelingsaspecten (emotie, motoriek, vaardigheden, sociale aspect, enz) en elk aspect is weer verdeeld in leeftijdscategorieën: tot 2 jaar, en dan elk half jaar tot en met 4 jaar. Bij elke categorie staan er een aantal punten beschreven waarmee het gemeten wordt, en de juf heeft bij elk punt een kleur gegeven als dat bij Sky vastgesteld wordt dat zij het punt al heeft of kan. Bij vrijwel elk punt (t/m 4 jaar) heeft ze al kleur behaald. Kort gezegd betekent het dat zij op vele gebieden (nog niet helemaal alles natuurlijk) al de grens bereikt wat een 4-jarige ook bereikt zou moeten hebben. Dat is wat de juf bedoelde met “Sky is eigenlijk hier al klaar”.

blog4Als voorbeeld, dat zij op het motoriek gebied al op een balk kan lopen, op een driewieler kan fietsen, al kan huppelen. Op andere gebieden bijvoorbeeld dat ze zichzelf niet overschat maar wel een positief beeld heeft. Dat ze goed kan uitleggen, tot 20 kan tellen, cijfers van 0 tot 9 herkennen. Dat ze verschillende soorten fruit lust, al zindelijk en zelf haar jas kan aandoen en dichtknopen. Dat ze gezellig in alle activiteiten meedoet, samen kan spelen en niet driftig wordt als iets niet volgens haar wil is (wat thuis nog weleens anders kan zijn…). Dat ze goed kan zingen, super goed kan kleuren en tekenen (poppetjes, en met bril!), heeft veel interesse en oog in details, graag in de poppenhoek speelt en leuk vindt om zich te verkleden…

Naast de punten heeft de juf veel opmerkingen geschreven. Erg leuk om te horen allemaal. We herkennen onze Sky natuurlijk heel erg in die observatiepunten, maar het is gewoon leuk om het van iemand anders te horen, een professional ook! Er staat (niet precies zoals dit. Dit is wat wij onthouden hebben): “Sky is een rustig kind dat goed kan uiten wat ze wil. Ze helpt de juf altijd graag met opruimen, weet precies waar alles staat en als ze het niet weet dan vraagt ze het ook altijd aan de juf. Ze kan goed samen spelen, maar ook alleen. Nooit ongehoorzaam geweest. Ze maakt mooie lange zinnen en articuleert goed, zodat de juf haar vrijwel altijd kan verstaan. Ze heeft geen tot weinig conflicten gehad, een sociaal kind. Ze kan al zelf plassen, maar wc-papier pakken is nog een beetje moeilijk (dit beaamde Sky zelf tijdens het gesprek. Ze voegde eraan toe dat ze soms dan aan een ander kindje voor hulp vraagt. Ze plast dan ook graag met E, haar beste vriendin, hihi…).”

Tot slot concludeerde de juf ook: “We zien wel zeker dat jullie thuis veel met haar dingen doen, qua opvoeding. Ze kan al zó veel. Eigenlijk zou het prettig zijn om hier 15 Sky’s te hebben in de klas!”

Nou dan rest het ons om Sky daarna flink te knuffelen en te zeggen hoe trots wij op haar zijn. En niet alleen om wat zij allemaal al kan, maar vooral omdat zij een lief, leuk, goedhartig kind is! Ons kind! 🙂

little girl, big responsibility

Standard

blog4

Aku sedang menghangatkan pancakes di kompor di dapur, saat Sky berseru dari ruang keluarga: “Mama, aku mau kencing!” Otomatis aku berjalan ke arahnya untuk membantu. Dia sudah duduk di pispot. Waktu melihatku dia bertanya: “Api di dapur sudah dimatikan belum Mam?” Yang mana aku jawab dengan ‘belum’. Dia bilang lagi: “Tapi nanti jadi api besar lho!” Aku mengiyakan ucapannya dan berkata, bahwa kalau aku dengan cepat mengulurkan tissue padanya dan segera kembali ke dapur lagi, bahwa semua baik-baik saja. Bisa begitu? Dia mengangguk.

Kali lain dia bertanya padaku sebelum kami pergi belanja ke supermarket: “Mama, sudah bikin daftar belanjaan? Kalau tidak nanti lupa lagi mau beli apa, seperti waktu itu.” Memang sebelumnya aku sempat lupa beberapa barang yang harus dibeli, dan baru sadar setelah sampai di rumah lagi.

blog3Lebih seru lagi kalau bicara tentang beres-beres. Setiap malam dia membantu membereskan mainannya sebelum pergi tidur. Jam 7 malam kami naik ke atas, dan ruang keluarga sudah harus rapi. Semuanya harus dikembalikan ke tempatnya semula. Kalau dia kebetulan sedang malas membantu, bakal terdengar perintahnya seperti ini: “Lego Duplo harus dimasukkan ke dus. Bukan di situ papa, di sana tuh! Dan yang ini harus masuk ke peti…eh kecuali yang ini, ini harus masuk koper…” Sesudah kami naik ke atas dia bakal memilih pakaiannya dulu untuk hari berikutnya. Lalu mandi (memilih sabun sendiri), mengeringkan badan dan memakai piyama (memilih krim untuk menyemir badan), dibacakan buku (memilih buku buat papa dan mama)… Ya kami memberinya kebebasan untuk memilih hal-hal sesuai kemauannya sendiri, tentunya di dalam batas-batas yang memungkinkan. Mungkin karena itu dia punya rasa tanggung jawab yang tinggi? Atau memang sifat dan karakter aslinya  begitu? Mungkin dua-duanya?” 🙂

Yang jelas kami menganggap penting bahwa dia merasa pendapat dan kehendaknya kami hargai. Kami berusaha selalu memenuhi janji yang kami buat, mendengarkan semua cerita dan celotehannya dengan penuh perhatian, mencoba untuk tidak melakukan dua hal sekaligus (multitasking) kalau dia sedang bercerita. Kami bertanya lebih lanjut, tertarik untuk mengetahui kenapa dan bagaimana. Bukan berarti semuanya selalu berjalan dengan luwes lho ya…terutama kalau kami sudah capek atau kalau waktunya mepet (atau kalau ceritanya seharian penuh seolah tidak ada habisnya…), butuh semangat ekstra untuk bisa memberinya perhatian penuh. Tapi kami mencoba sebisa mungkin.

Kemarin misalnya. Dia baru saja mendengarkan salah satu cd lagunya, yang ternyata sangat dia sukai, sehingga dia mau menaruh cd-nya di mobil supaya lain kali kalau bepergian naik mobil bisa didengarkan. Dia bilang: “Mama, tolong taruh cd ini di dapur ya, supaya bisa mama bawa kalau pergi ke luar, lalu bisa ditaruh di dalam mobil?” (sebagai info: kami selalu pergi ke luar lewat pintu belakang, jadi harus selalu melewati dapur. Dan mobil kami juga hampir selalu diparkir di dekat pintu belakang). Aku setuju, dan menaruh cd di dapur. Sorenya kami pergi ke luar, aku membawa cd-nya dan memberikannya pada Sky saat melewati mobil kami. Biarpun kami tidak berencana naik mobil (cuma mau berjalan-jalan), tapi dia boleh memasukkan cd-nya ke dalam mobil dulu. Dia tampak senang, karena aku ingat permintaannya dan memenuhi janji. Menghormati hal-hal kecil seperti ini, jelas membesarkan rasa percaya di antara kami. 🙂

***

Ik was een paar pannenkoeken aan het opwarmen op de fornuis in de keuken, toen Sky riep vanuit de woonkamer: “Mama, ik ga plassen!” Automatisch liep ik naar haar toe om haar te helpen. Ze zat al op haar potje. Maar toen ze mij zag vroeg ze: “Heb je het vuur in de keuken al uitgedaan?” Waarop ik “nee, nog niet” antwoordde. Ze zei: “Maar Mama, dat wordt een groot vuur!” Ik gaf haar gelijk en zei dat als ik haar snel alleen een doekje mocht aanreiken dat ik dan weer naar de keuken ging. Kan dat? Ze knikte.

blog2De andere keer vroeg ze aan mij voordat we naar de supermarkt gingen: “Mama, heb je al een boodschappenlijst? Anders vergeet je weer dingen, zoals toen die ene keer.” Ik was ‘toen’ inderdaad een paar dingen vergeten en heb het pas ontdekt toen we alweer thuis waren.

En dan moet ik niet eens over opruimen beginnen. Ze helpt elke avond voor het slapengaan met haar speelgoed opruimen (om 19u gaan we naar boven, en de woonkamer moet al netjes zijn). Alles moet precies terug op hun plek. Als zijzelf toevallig niet zoveel zin heeft, dan gaat ze ons aanwijzingen geven: “De Duplo moet daar in de doos. Nee papa, niet daar! Dáár! En deze in de kist…nee die niet, die moet in de koffer…” Boven gaat ze eerst haar kleren voor de volgende dag kiezen. Daarna in bad (de zeep kiezen), afdrogen (crème kiezen), voorlezen (boekje voor papa én mama kiezen)… Ja we geven haar veel vrijheid om zelf dingen te kiezen, binnen de begrensde mogelijkheden natuurlijk. Is het misschien daardoor dat ze een groot verantwoordelijkheidsgevoel heeft? Of zit het toch in haar karakter? Allebei? 🙂

We vinden het sowieso belangrijk om haar een gevoel te geven dat haar meningen en wensen er toedoen. We komen onze beloftes na, luisteren al haar verhalen aandachtig, proberen om niet twee dingen tegelijk te doen als ze iets wil vertellen. We vragen door, willen weten waarom en hoe. Niet dat het altijd soepeltjes gaat hoor…vooral als we moe zijn of de tijd krap is (of als haar verhalen de hele dag doorgaan zonder einde in zicht…), vraagt het om een extra inspanning om haar de volle aandacht te geven. Maar we doen ons best.

Gisteren bijvoorbeeld. Ze heeft een liedjes-cd afgeluisterd en vond het blijkbaar erg leuk, dat ze het in de auto wilde hebben om volgende keer als ze in de auto zit te kunnen luisteren. Ze zei: “Mama, wil je deze cd in de keuken leggen zodat je het kunt meenemen als je naar buiten gaat, om het dan in de auto te leggen?” (ter info: we gebruiken altijd de achterdeur om naar buiten te gaan. Je loopt dus langs de keuken naar buiten, en daar staat onze auto ook bijna altijd geparkeerd). Ik vond het een goed plan en legde de cd in de keuken. Die middag toen we naar buiten gingen nam ik de cd mee en gaf het aan haar toen we bij de auto kwamen. Hoewel wij te voet gingen, mocht ze de cd alvast in de auto leggen. Ze straalde, blij dat ik naar haar wens luisterde. Klein respect, groot vertrouwdheidsgevoel. 🙂

bubble wrap fun and fully recovered

Standard

Sky untungnya sudah sembuh total. Bekas kering Impetigo di bibirnya sudah berkurang setengah, dan sisanya juga sudah hampir lepas. Dua pertanda penting kalau dia sudah merasa enak lagi: makannya buanyakkk (tiga perempat jam sesudah menghabiskan 1,5 iris roti gandum dia bilang: “Mama, aku lapar…”) dan ngocehnya juga buanyakkk (sehari penuh nggak berhenti lho…).

Yang menarik, dia betul-betul berpikir tentang kata-kata yang dia belum kenal, lalu menanyakannya pada kami, dan mendengarkan jawaban kami dengan seksama. Pagi ini dia menggambar tangannya di atas kertas, lalu dengan bangga menunjukkan hasilnya. Papa bilang bahwa dia sudah membuat copy bentuk tangannya dengan bagus. Dia berpikir sejenak, lalu bertanya: “Tapi Papa, copy itu apa ya?” Hal yang sama terjadi waktu dia mendengar satu kata baru yang belum dikenalnya saat mendengarkan cd cerita Winnie the Pooh. Sesudahnya dia bertanya padaku: “Mama, apa sih “olifantenjacht” (= perburuan gajah) itu?”

Dan siang tadi dia mau melihat bagaimana sih caranya para princess itu bibirnya bisa selalu merah muda begitu. Aku mengaduk-aduk isi lemari dan menemukan tas alat-alat make-upku, penuh debu karena sudah bertahun-tahun tidak dipakai, hehe… Aku menunjukkannya sebuah lipstick, dan dia segera mencolokkan jarinya ke dalamnya. Terpaksa aku menunjukkan juga bagaimana cara memakai lipstick. Sekalian saja demonstrasi cara penggunaan blush untuk pipi, pensil mata dan eyeshadow. Sambil aku menunjuk gambar-gambar para princess untuk menunjukkan hasilnya (bukan di wajahku sendiri lho, hehe). Dia mengamati penuh perhatian dan terlihat sangat tertarik. Akhirnya dia bertanya begini: “Mama, kalau nanti aku sudah besar, boleh nggak pinjam lipstick mama yang pink itu? Yang untuk mewarna mata nggak usah, tapi yang buat pipi itu bagus juga. Dan boleh pinjam anting-anting mama juga nggak? Tapi nanti lho, kalau aku sudah besar. Kan aku harus punya lubang di telinga dulu ya.” 😀

blog***

Sky is gelukkig weer helemaal hersteld. De korstjes op haar lippen zijn al voor de helft weg, en de rest zal ook niet zo lang meer blijven hangen. Twee belangrijke tekenen dat ze al lekker voelt: heel veel eten (drie kwartier na anderhalf boterham zei ze alweer: “Mama, ik heb honger”) en heel veel praten (en dan bedoel ik ook echt de hele dag door…).

Wat leuk is, ze denkt echt goed na over bepaalde woorden die ze niet kent, vraagt het aan ons en luistert aandachtig naar ons antwoord. Vanmorgen had ze haar handje nagetekend op papier en liet de tekening trots aan ons zien. Papa zei dat ze een prachtige kopie van haar handje heeft gemaakt. Waarna ze even na ging denken en vroeg: “Maar wat is dat papa, een kopie?” Hetzelfde gebeurde toen ze een raar woord hoorde bij de luister-cd van Winnie de Poeh, vroeg ze het daarna aan mij: “Mama, wat is eigenlijk olifantenjacht?”

En vanmiddag wilde ze weleens zien hoe de prinsessen hun lippen allemaal zo mooi roze hebben gekregen. Ik dook de kast in en vond mijn make-up tasje, dik onder de stof (al jaren niet gebruikt, haha). Ik liet haar lippenstift zien, ze raakte het direct met haar vinger aan, waarna ik toch moest demonstreren hoe het allemaal werkt. Dan maar gelijk een demonstratie voor de blush op de wangen, oogpotlood en oogschaduw. Terwijl ik de plaatjes van de prinsessen aanwees om haar de resultaten te laten zien (niet op mijzelf!). Ze keek met grote ogen en vol interesse mee. Tenslotte vroeg ze: “Mama, als ik groot ben, mag ik die roze lippenstift van jou lenen? Die oog-dingetjes hoeven voor mij niet hoor. Die voor de wangen is ook wel leuk. En misschien ook je oorbellen lenen? Maar straks hoor, als ik groot ben, ik moet eerst gaatjes in mijn oren hebben hè.” 😀

her foodie choice

Standard

blog1

Matanya setengah terpejam dan sambil menikmati, dia mendesah pelan: “Ohhh…aku sukaaa banget sama sushi.”
Hehehe…siang ini waktunya makan siang dengan sushi, dan senang sekali melihatnya begitu menikmati makanannya. Hampir semua jenis sushi dia suka, hanya beberapa jenis yang berisi salad lembek (misalnya salad tuna) dia kurang suka. Yang juga unik, adalah bahwa dia doyan banget “gari” (potongan2 jahe manis yang sering menyertai paket sushi). Kalau aku tidak mengeremnya dia bisa menghabiskan sebungkus gari itu dalam sekejap. Begitu sukanya dia pada sushi, sampai waktu dia sakit dan susah makan, tetap saja bisa menelan beberapa potong sushi, hehe… 🙂

Seperti biasanya dia selesai makan duluan. Meloncat turun dari kursi makannya sementara aku masih duduk menghabiskan makan siangku. Lalu dia duduk di pispotnya dan aku otomatis berdiri untuk membantunya (sebetulnya ini kebiasaan buruk, agak memanjakannya, karena dia sebetulnya bisa sendiri, seperti kalau dia di sekolah juga melakukan semuanya sendiri). Tapi kali ini dia melambaikan tangannya dan berkata: “Tidak mama, berikan aku selembar tissue, aku bisa sendiri kok.” Aku mengulurkan satu rol tissue dan dia melanjutkan: “Nah, mama duduk saja dan makan dulu yang enak ya.” Tangannya mengarahkanku ke meja makan. Sesudah makan tetap saja sih aku harus mengosongkan pispotnya di wc, tapi manis sekali ya kelakuannya untuk membantuku seperti itu! 🙂

Yang kami selalu katakan bahwa dia makannya gampang, mungkin sekarang harus agak direvisi. Bukan karena dia sekarang susah makan lho, tapi agak lain. Dia masih selalu mau mencoba segala makanan baru, ini bagus sekali. Yang dia tidak suka tidak usah dimakan. Kami coba lagi lain kali. Sambil berharap bahwa setelah 7 kali (begitulah hasil penelitian resmi, bahwa rasa baru harus diicipi sampai 7 kali sampai lidah terbiasa) dia mulai menyukainya.

Mengenai pilihan makanannya. Jelas ini berasal dari bagaimana kami memberinya makan selama 2 tahun awal, tapi dia terlihat tidak terlalu suka segala macam saus dan bumbu-bumbu ‘aneh’. Paling suka justru makan semuanya sealami mungkin. Brokoli rebus dan paprika mentah itu sayur favoritnya. Tomat dan buah juga, syukur banget. Ayam dan daging hampir selalu dia suka, asalkan jangan dimasak terlalu aneh. Sebagian besar ikan juga dia suka, dan sup pasti dimakan. Nasi, mie dan kentang goreng juga termasuk favorit. Yang aneh itu pasta. Padahal awalnya dia suka-suka saja, tapi makin lama makin berkurang. Padahal ini katanya kesukaan anak-anak. Asal sausnya sedikit saja (merah atau putih sama saja) masih bisa masuk sedikit, tapi tetap bukan favorit. Masakan-masakan yang berkuah dan bersaus khas seperti sate, kari, asam manis, bahkan nasi goreng dan sejenisnya dia tidak terlalu doyan. Yah…padahal aku sih suka banget. Makanan manis dia suka, tapi siapa sih yang enggak, hehe…Sampai saat ini kami masih sangat membatasi asupan makanan manisnya. Sampai sekarang dia masih belum pernah makan permen, loli, keripik kentang/chips, soda, dan sejenisnya. Boleh kadang-kadang makan kue, biskuit manis atau coklat, tapi tiap kali cuma satu saja.

Kami sadar kami beruntung banget dengan gaya makan Sky. Dan kami berharap kami sudah menaruh dasar yang benar dan sehat untuknya. Di masa depan, misalnya kalau nanti dia pergi sekolah dan melihat gaya makan teman-temannya, tentu dia bakal dihadapkan dengan pilihan-pilihan yang lebih menggoda. Kami tidak tahu pilihan apa yang akan dia buat, tapi kami percaya bahwa setidaknya akan ada satu pilihan yang selalu ada di pikirannya: yang sejak dini dia kenal dan dia pelajari dari rumah masa kecilnya. 🙂

Terlihat di foto: bermain toko-tokoan di bawah tenda selimut, seru banget! Sesudah makan malam tendanya dan tokonya dibuka lagi, kali ini lampu besar dimatikan supaya gelap dan lilin-lilin (pakai batere) dinyalakan…makin seru deh! 🙂

***

blog

Haar ogen half gesloten van het genieten, ze zuchtte zacht: “Ohhh…wat ben ik toch dol op sushi’s.”
Hihihi…vanmiddag is weer onze sushi-lunch tijd, en het is altijd genieten om haar zó te zien genieten van een maaltijd. Bijna alle soorten sushi’s lust ze graag, alleen een paar soorten met zachte salade (zoals tonijnsalade) erin vindt ze wat minder. Wat ook frappant is, is dat ze de “gari” oftewel de gember stukjes, super lekker vindt. Als ik haar niet af rem eet ze de hele zak van de gari zo leeg. Zoveel liefde voor sushi, dat zelfs toen ze een beetje ziek was en heel weinig at, gingen sushi’s er wel makkelijk in. 🙂

Ze was zoals altijd eerder klaar met haar lunch dan ik. Ze ging van tafel en ik ging verder met mijn lunch. Toen ging ze op haar potje zitten en ik stond op om haar te helpen (eigenlijk slechte gewoonte, misschien een beetje verwennerij, want ze kan het eigenlijk zelf zoals wat ze op school ook altijd moet doen of heeft gedaan). Maar deze keer wuifde ze naar mij en zei: “Nee mama, geef me maar een doekje, ik doe het zelf.” Ik overhandigde haar de tissue rol en ze vervolgde: “Nou, ga maar fijn lekker verder eten mam.” Haar handje gebaarde mij om terug te gaan naar de eettafel. Na het eten moest ik toch haar pot naar de wc brengen om het leeg te gieten, maar wat een lief gebaar van haar! 🙂

Wat we altijd zeggen dat ze een makkelijke eter is, moeten we misschien iets bijstellen. Niet dat ze nu een moeilijke eter is, maar anders. Ze wil wel alles even proeven, dat is heel fijn. Als ze iets niet lekker vindt hoeft ze het ook niet te eten. We proberen het wel een andere keer nog een keertje, en hopen het na 7 keer ofzo (zoals wetenschappelijk bewezen is) dat ze het lekker begint te vinden.

Maar dan over haar voorkeur voor eten. Het is zeker afkomstig van hoe we haar de eerste 2 jaar voeden, maar ze heeft een beetje een afkeer aan sauzen en ‘rare’ kruiden ontwikkelt. Het liefst eet ze alles in hun natuurlijke smaak. Gekookte broccoli en rauwe paprika’s zijn haar favorieten. Fruit en tomaten ook. En kip en vlees (in welke vorm dan ook, als er maar niet teveel saus bij zit) gaan er ook altijd in. De meeste vis vindt ze ook prima, en soep helemaal. Rijst, mie, en frietjes vindt ze heerlijk. Maar pasta bijvoorbeeld wat bij Sky ook eerst geen probleem opleverde, de laatste tijd vindt ze het toch minder. Met weinig saus (maakt niet uit rood of wit) gaat het wel redelijk, maar niet super. Saus-achtige gerechten (zoetzuur, sate, nasi, curry, e.d.) vindt ze maar niks. Tja…terwijl ik ze erg lekker vind. Zoet vindt ze lekker, maar wie niet. We beperken haar zoetigheid inname nog steeds behoorlijk. Ze heeft nog steeds geen snoep, lolly’s, chips, frisdrank o.i.d op. Wel af en toe koekjes en chocola, dat mag, ééntje.

We vinden dat we boffen met Sky en haar eetgedrag, en hopen dat we een goede basis voor een gezonde eetgewoonte hebben neergelegd. In de toekomst, als ze bijvoorbeeld naar school gaat, zal ze aan uitgebreidere keuzes komen te staan. We weten niet wat voor keuze ze dan gaat maken, maar we geloven dat er minstens één keuze voor altijd in haar gedachte zal blijven: die ze in haar jonge jaren heeft geleerd en van huis uit heeft meegekregen. 🙂

Op de foto’s: winkeltje spelen onder een tent van deken, heel gezellig! En we spelen ook avond-winkel na het avondeten. Dan gaan de lampen uit en zetten we de (nep)kaarsen aan. Nóg gezelliger! 🙂

blog2

medicine calendar, playing and coloring stories

Standard

blog

Sky tidak suka minum sirup antibiotikanya. Baunya sih mirip jeruk, tapi rasanya ternyata nggak enak, seperti yang dia bilang. Setiap kali dengan susah payah kami memintanya meminum 8ml cairan obat itu sampai habis. Cukup membantu waktu kami bilang bahwa dia anak pemberani (karena ‘berani’ minum obat yang rasanya tidak enak). Setelahnya dia mengulang-ulang dengan gembira: “Aku anak pemberani ya! Anak-anak lain mungkin tidak bisa, tapi aku bisa lho!”. Lalu aku punya ide untuk membuat kalender obat, bahwa tiap kali dia meminum habis obatnya dia boleh menempel sebuah stiker, dan juga supaya dia bisa melihat sampai kapan sesi antibiotikanya masih berlangsung. Dia suka, dan sekarang lebih gampang minum obatnya.

Aku sengaja membuat kalender obatnya di halaman belakang buku mewarnai favoritnya: Miki Tikus dan teman-teman. Karena mewarnai tetap menjadi aktivitas favoritnya sehari-hari. Mungkin karena 2 minggu terakhir ini dia tidak enak badan, kami mengamati bahwa dia menjadi lebih tenang. Gampang marah juga sih, gampang menangis kalau sesuatu tidak berjalan sesuai kehendaknya. Tapi berjam-jam kami bisa mewarnai, menggambar, dan membaca bersama (sebagai gambaran: dalam sehari kami bisa membaca 10-15 buku Disney, kira-kira 2-3 jam membaca buku!). Karena dia tampaknya mulai suka (dan bisa) bermain dengan tenang, kami mulai mengenalkannya dengan permainan-permainan seperti Lotto, memory, domino, permainan mencocokkan warna, menyembunyikan barang dengan kartu petunjuk, bermain memakaikan baju dan aksesoris, bermain memberi makan binatang, dan tentunya membuat puzzel. Tentu kami sering harus mengganti atau menyederhanakan aturan permainan, tapi dia mulai mengerti semuanya dan mulai senang bermain beginian. Serunya gembira kalau dia berhasil mengumpulkan lebih banyak wortel untuk kelincinya dibanding papa: “Yaaa…aku menang dari papa!” 🙂

Dan ini juga mungkin efek samping dari tidak enak badannya sehingga dia gampang tersinggung, atau mungkin memang sifatnya begitu, tapi beberapa hari lalu aku tiba-tiba mendengarnya berteriak dari meja gambarnya. Lalu mulai menangis. Tahu nggak kenapa? Ada sekitar 3 mm warna biru tercoret di pipi Cinderella, kebablasan waktu dia sedang mewarnai gaunnya. Ya ampun…! Yang aku sadari sesudahnya, ternyata susah juga untuk menghiburnya dalam situasi begitu. Harus bilang apa? Bilang bahwa tidak apa-apa tercoret begitu? Yah, tapi kan warnanya harusnya tidak berada di situ! Hmm, betul juga. Tapi lihat, kita bisa menghapusnya! Dia menjadi tenang lagi waktu melihat warna biru di pipi pelan-pelan menghilang di bawah karet penghapus. Huahh untung dia tidak mewarnai dengan spidol ya!

Beberapa waktu lalu aku sempat ngobrol dengan gurunya di preschool. Di sekolah mereka tidak mengenali karakter Sky yang terlalu persis seperti itu. Ada anak yang misalnya kalau menggantung foto harus persis lurus dan tidak boleh miring sedikit pun, tapi Sky tidak seperti itu. Yang diamati guru-gurunya adalah betapa bagusnya Sky sekarang bisa mewarnai. Tidak biasanya anak seusia ini sudah bisa mewarnai seperti itu, kata mereka. Dan dia terlihat sangat menikmatinya juga. Sekarang tinggal berharap bahwa gerakan motorik lembutnya segera mengikuti kemauan pikirannya. Sehingga tidak terlalu banyak warna yang tercoret keluar dari seharusnya, dan aku juga tidak harus sering menghiburnya karena coretan-coretan yang tidak dia inginkan itu.

blog2

***

Sky vindt haar antibiotica drankje maar niks. Het mag wel naar sinaasappels ruiken, maar het smaakt blijkbaar vrij vies, als we haar mogen geloven. We kregen haar met moeite zover om de kleine maatdop van 8ml elke keer leeg te drinken. Het helpt wel dat we dan zeggen dat ze een dapper meisje is, als ze de dop leegdrinkt. Dan herhaalt ze het daarna nog een paar keer, helemaal blij: “Ik ben een dapper meisje hè! Andere kinderen misschien niet, maar ik wel!”. En dan kwam ik ook op het idee om een medicijn-kalender te maken, dat ze elke keer als ze haar drankje opdrinkt een sticker mag plakken, en ook handig om te laten zien hoeveel keer ze dat drankje nog krijgt. Vindt ze best leuk, het gaat nu iets makkelijker met het opdrinken van haar medicijn.

Je ziet dat ik de kalender aan de achterkant van haar favoriete kleurboek heb gemaakt: de Mickey Muis & vriendjes kleurboek. Want kleuren neemt nog steeds een groot deel van haar dagactiviteit in. Misschien omdat ze de laatste 2 weken niet zo lekker voelt, maar we merken dat ze wat rustiger is. Wel prikkelbaar, makkelijk in huilen barsten als iets niet volgens haar zin is. Maar úren hebben we gedaan met kleuren, tekenen, en lezen (voor het idee: we kunnen per dag wel tussen 10 tot 15 Disney boeken lezen, dat is ongeveer 2-3 uur lezen!). In de trend van rustige activiteiten, hebben we haar ook kennis laten maken met de gezelschapsspelletjes: Lotto, memory, domino, kleurspelletje, verstoppertje met hints, aankleedspel, dieren voeden spel, en natuurlijk puzzelen. Natuurlijk moeten we veel spelregels aanpassen en versoepelen, maar ze begint alles te begrijpen en plezier in te krijgen. Dan riep ze blij als ze meer worteltjes voor Nijntje heeft verzameld dan papa: “Jaaa…ik heb gewonnen van papa!” 🙂

En het komt misschien door haar prikkelbaarheid van de laatste weken, of misschien zit het in haar karakter, maar een paar dagen geleden hoorde ik haar gillen vanuit haar tekentafel. Ze begon te huilen. En weet je waarom? Er zat zo’n 3 mm blauwe kleur op de wang van Assepoester, uitgeschoten toen ze de jurk aan het kleuren was. Oh jeetje…! En wat ik daarna merk, is het best lastig ook om daarna uitleg te geven of haar te troosten. Wat moet je doen? Zeggen dat het helemaal niet erg is? Ja, maar die kleur hoort daar toch gewoon niet! Hmm, dat is waar. Maar kijk, we kunnen het wissen! Ze werd toen weer rustig toen ze die blauwe kleur langzaam uit de wang zag verdwijnen door de gum. Gelukkig heeft ze het niet met stiften gekleurd!

Ik heb laatst met de juf op de peuterspeelzaal gesproken en daar herkennen ze dit soort dwangmatigheid van Sky gelukkig niet. Sommige kinderen willen bijvoorbeeld per se hun foto’s recht laten hangen, maar dat heeft Sky dan weer niet. De juffen zien wel hoe goed zij nu kan kleuren. Echt niet gewoon voor haar leeftijd, zeggen ze. En plezier heeft ze ook er duidelijk in. Nu maar hopen dat haar fijne motoriek ook meegroeit met wat ze in haar gedachten wil. Zodat er niet zoveel betreurde uitgeschoten kleuren optreden, en dat ik haar niet te vaak hoef te troosten.

blog1

her very first antibiotics

Standard

blog

Sore tadi akhirnya kami pergi ke dokter lagi, dan Ibu dokter memutuskan untuk memberi Sky sirup antibiotika. Ini kali pertama dia mendapat antibiotika. Agak sedih sih, tapi kami berharap ini akan mengakhiri segala penyakitnya selama 2 minggu terakhir ini. Malam ini sebelum dia pergi tidur kami memberinya porsi obat sirupnya yang pertama. Dia menelannya dengan tabah, biarpun sesudahnya dia bilang: “Rasanya agak aneh (pedas). Tapi aku meminumnya habis. Bagus ya?”

Budaya antibiotika di Belanda lain sekali dengan di Indonesia. Di sini para dokter menunggu sampai betul-betul butuh sebelum mau menuliskan resep antibiotika, dan seringnya kalau sakit yang biasa-biasa saja malah tidak diberi obat apapun dan cuma disuruh beristirahat saja sampai sembuh. Aku sebetulnya agak menyesal karena banyak sekali minum antibiotika waktu masih kecil, tapi yah…di Indonesia orang tidak kenal budaya lain selain itu. Jadi sebetulnya bagus juga bahwa di sini para dokter tidak langsung memberi obat kalau anak sakit. Tapi sekarang, setelah 2 minggu sakit yang berganti-ganti, kehilangan 1 kg berat badan (banyak tuh, kalau beratnya cuma 14 kg), dan tampak jelas bahwa salep untuk mengobati Impetigo-nya tidak mempan (malah agak meluas sedikit), kami menyetujui bahwa Sky mendapat jatah antibiotika pertamanya. 3 kali sehari, selama 7 hari. Apotek terdekat tidak punya persediaan obatnya, jadi kami harus ke apotek yang lebih jauh. Itupun cuma mendapat setengah resep (sisanya harus dipesan dulu). Kami jelas akan melakukan segala sesuatu untuk membuatnya sembuh. Sesudah minggu ini kami berharap Sky akan pulih seperti sedia kala, senang makan lagi, bisa berlari-larian tanpa cepat merasa capek, dan cerewet lagi seperti biasanya, hehehe…

***

Vanmiddag toch nog een keer langs de huisarts, en zij heeft besloten om Sky een antibiotica drankje te geven. Haar allereerste keer. Toch even slikken, maar we hopen dat het nu echt het einde betekent van alle vervelende kwaaltjes en ziektes die ze al zo’n 2 weken achter elkaar kreeg. Vanavond net voordat ze naar bed ging hebben we haar eerste drankje gegeven. Ze slikte het dapper op, hoewel ze zei: “Het is best pittig. Maar ik heb het opgedronken. Goed hè?”

De antibiotica-cultuur is in Nederland trouwens heel anders dan in Indonesië. Daar schrijven de artsen veel makkelijker antibiotica voor in hun doktersrecept. Ik heb eigenlijk best spijt van dat ik als kind zo veel antibiotica heb binnengekregen, maar ja…daar kent men niets anders. Ik vind het dus goed dat hier niet zo snel naar medicijnen wordt gegrepen als een kind ziek is. Maar nu, na 2 weken lang verschillende ziektes achter elkaar gekregen, 1 kg afgevallen (het is best veel als je maar 14 kg weegt), en ook duidelijk dat de zalf voor krentenbaard niet aanslaat (het breidt zelfs een beetje uit), vinden we goed dat Sky een antibiotica kuur krijgt. 3 keer per dag, 7 dagen lang. De dichtstbijzijnde apotheek had het niet in voorraad, we moesten naar een verdere apotheek gaan. En daar ook maar een halve recept gekregen (de rest moet eerst besteld worden). Maar we doen alles om haar beter te maken. Na deze week hopen we een gezonde Sky terug te zien, die weer zin heeft in eten, die flink kan rondrennen zonder snel moe te worden, die ons de oren van ons hoofd kletst…