Dari segala yang sampai saat ini aku dengar dan lihat, sekarang benar-benar percaya deh: Sky memang anak manis yang sangat perhatian (caring) pada orang lain. Dan ini pernyataan bukan karena aku mamanya lho, atau karena kami memang sangat bangga padanya.
Sebelum libur musim panas, kira-kira 1,5 bulan lalu, aku sempat dua kali membantu di sekolah Sky sebagai relawan: sekali untuk membersihkan mainan-mainan di kelas, dan kali lain untuk membuat raportase foto di pesta penutupan tahun. Keduanya merupakan momen yang tepat untuk mengamati tingkah laku Sky di antara guru dan teman-teman sekelasnya. Ternyata dia cuek dengan keberadaanku di kelasnya. Malah beberapa teman sekelasnya yang mendatangiku dengan penasaran waktu aku mulai membersihkan mainan-mainan mereka, hehe… Sebuah pertanda yang baik, karena ini berarti Sky senang dan nyaman berada di sekolah dan tidak membutuhkan mama dan papa di dekatnya.
Sesudahnya aku mengamat-amati kegiatannya dari jarak yang aman. Senang sekali melihatnya ngobrol kesana-kemari dan aktif mengikuti segala aktivitas di kelas. Mengamati ‘cara’nya bermain dengan teman-temannya yang menurutku sudah pas (kadang sendirian, kadang bersama-sama, tidak menyebalkan atau menjengkelkan, pokoknya sopan dan menyenangkan). Melihat bagaimana dia memberikan sebuah buku kepada Ibu Guru dan meminta supaya dibacakan. Bahwa Sky kemudian bisa menjawab semua pertanyaan Ibu Guru mengenai warna-warna yang terdapat di buku itu dengan tepat, kecuali satu yang saat makan siang harus aku jelaskan kepada Bu Guru yang bersangkutan. Warna coklat itu bahasa Belandanya “bruin”. Tapi waktu ditanya Sky menjawab “coklat”, dan Bu Guru tertawa karena dia merasa lucu. Dia mengira bahwa Sky mengasosiasikan warna itu dengan coklat yang bisa dimakan (yang bahasa Belandanya memang mirip “chocola”). Jadi aku menginformasikan kepada Ibu Guru bahwa dalam bahasa Indonesia, kata ‘coklat’ itu memang bermakna ganda: warna dan makanan. Hehehe, lucu juga sih…
Waktu Bu Guru meminta supaya anak-anak membuat barisan bertiga-tiga untuk siap menuju ke halaman luar untuk bermain, Sky langsung berlari ke depan dan langsung berdiri di barisan pertama. Mungkin dia ingin banget bermain di luar ya. Tapi anak-anak perempuan lain ternyata tidak secepat dia. Jadi di barisan pertama, kedua, dan bahkan ketiga hanya berisi anak-anak laki-laki. Kecuali Sky, sebagai satu-satunya anak perempuan, hehe…
Beberapa hari yang lalu untuk pertama kalinya aku merencanakan sebuah “playdate” (alias ‘bermain bersama’) buat Sky. Ada seorang anak perempuan, sekitar setengah tahun lebih muda dari Sky, yang sering bertemu dengan kami di perpustakaan dan di seputar kota. Karena rasanya kami agak cocok, baik dengan anaknya, mamanya, juga dengan omanya (yang bergantian dengan si mama mengantar si anak), minggu lalu aku memberanikan diri untuk mengundang mereka sekali-sekali datang ke rumah kami supaya Sky bisa bermain dengan si anak itu. Hari Kamis kemarin mereka main ke rumah. Seru sekali, bukan cuma buat anak-anak, tapi juga buat mama-mamanya, hehe… Tapi anak ini ternyata agak emosional. Biarpun memang harus disebutkan bahwa dia malam sebelumnya susah tidur, kata mamanya. Tapi waktu di rumah kami dia sering marah-marah, menangis, melempar barang-barang, mengklaim mainan dengan kata “punyaku!” dan bahkan beberapa kali memukul dan menarik-narik Sky, sampai satu kali kacamatanya jatuh ke lantai. Mamanya tentu mencoba menenangkan dan mengoreksi anaknya, tapi dia bilang bahwa karakter si anak memang begitu. Dan dia juga memuji Sky atas kesabaran, kelembutan dan kesediaannya untuk berbagi. Tidak sekali pun Sky melakukan hal yang tidak ramah pada anak itu. Justru sebaliknya, tiap kali dia dipukul atau ditarik, atau tiap kali anak itu ngamuk, Sky bilang kepadaku: “Dia masih kecil…” dan sesudahnya kembali mengelus anak itu dan bermain bersama. Betul-betul anak manis, sampai terharu melihatnya! Aku juga tidak ingat bahwa Sky pernah punya periode melempar-lempar barang atau memukul orang. Dan ini cukup sering aku lihat pada anak-anak lain. Mungkin karena Sky cepat bisa ngomong ya, jadi tidak perlu marah-marah untuk menjelaskan sesuatu. Tapi ini cuma mungkin sih, salah satu teori kami, hehe…
Di taman bermain dan tempat-tempat publik lain, aku mengamati hal yang sama. Bahwa aku beruntung dan sangat bersyukur punya anak yang super manis (ehmmm). Saat orang tua lain sibuk mengoreksi anak mereka yang terus-terusan bilang “ini punyaku!” yang biasanya berujung dengan ribut-ribut dan repot-repot (biarpun selalu ada saja orang tua yang tidak peduli), aku melihat Sky dengan tenang berkata pada anak-anak itu: “bermain bersama, berbagi bersama”. Kadang bahkan aku merasa anak ini baiknya kelewatan. Bahwa anak-anak lain mengambil ranting-ranting dan bunga yang sudah dikumpulkannya, misalnya. Atau Sky sendiri yang membagi-bagi benda-benda temuannya pada semua anak. Kadang aku justru sampai harus mengajarkannya begini: “Sky, kalau kamu yang pertama menemukan sesuatu, dan kamu mau menyimpannya sendiri atau mau bermain dulu…boleh ya. Kamu tidak harus selalu memberikan segalanya pada orang lain. Kamu juga punya hak untuk punya atau melakukan sesuatu.” Kira-kira begitu deh. Biarpun di sisi lain, dia juga bisa dengan jelas mengungkapkan kemauannya. Kemarin, setelah berlari beberapa putaran dan bermain petak-umpet bersama anak yang baru ditemuinya di taman bermain, dia capek dan duduk. Anak itu masih terus membujuknya untuk berlari lagi. Tapi Sky berkata dengan tegas: “Tidak, aku mau duduk dulu, aku capek.” Dan waktu seorang anak lain berusia kurang lebih 6 tahun menggawangi perosotan dengan tangan terentang lebar dan bilang: “Tidak ada yang boleh lewat sini. Perosotan ini sekarang punyaku!”, dijawab oleh Sky dengan jari telunjuknya menunjuk si anak: “Tidak bisa, ini punya semua orang!”
Umurnya baru 2 tahun dan 4 bulan…tapi kadang aku kagum dan berpikir: betapa anak ini sudah seperti orang dewasa di tindakan dan tingkah lakunya.
Tapiiiii…..dengan menceritakan ini semua, bukan berarti bahwa Ibu Teresa kecil kami ini sudah setara dengan malaikat ya. Hehe…karena tetap saja dia punya sifat-sifat yang lebih mirip monster kecil daripada malaikat, hehe… Contohnya? Minta perhatian! Maklum, anak tunggal, masih harus banyak belajar. Suatu kali aku harus menjaga seorang anak lain di taman bermain karena mamanya harus memindahkan sepedanya sebentar. Wah Sky langsung cemburu tuh. Sampai menangis-nangis karena tidak mau membagi mamanya dengan anak lain. Contoh lain: untuk diam sebentar kalau mama papa sedang berbicara (juga dengan orang lain), ini juga masih susah buatnya. Oh, dan contoh yang terakhir: menangis. Akhir-akhir ini kami merasa dia jadi sering menangis lagi. Kalau marah, kalau tidak mendapat yang dimaui, kalau merasa tidak dimengerti, kalau capek (padahal sekarang dia capek terus, karena untuk anak seusianya tidurnya sangat sedikit. Yah, mau gimana, selalu menolak tidur sih…). Begitulah. Dan keras kepala, tahu persis apa yang dimaui. Untungnya sekarang kami sudah bisa berkomunikasi dengan baik dengannya. Kami bisa memberitahunya kenapa dia misalnya tidak mendapat sesuatu, atau kenapa harus menggunakan cara yang lain. Dia mengerti sepenuhnya…tapi yah…mengerti saja bukan berarti bahwa dia bakal menerima ya, hehe…
Memang menarik dan lucu, semua perkembangan ini. Tidak semuanya menyenangkan, tapi istimewa sekali rasanya untuk bisa mengamati dari jarak sangat dekat bagaimana seorang anak berkembang. Dan betapa banyaknya sebetulnya yang harus dipelajari dan dialami oleh seorang anak di tahun-tahun hidupnya yang masih sedikit.
***
Inmiddels heb ik genoeg gezien en gehoord dat ik het nu echt geloof: Sky is een super lief en zorgzaam meisje. En dat zeg ik niet alleen omdat ik haar mama ben (en dus ook super trots op haar!)
Vóór de vakantie heb ik twee keer als hulp-mama op haar peuterspeelzaal geholpen: een keer om het speelgoed te poetsen en de andere keer om foto rapportage te maken bij het jaarafsluitingsfeest. Beide keren waren voor mij perfect momenten om Sky in haar gewone schooldag te observeren. Hoe gedraagt zij eigenlijk tussen al haar klasgenoten en de juffen? Ten eerste, zij negeerde mijn aanwezigheid vrijwel direct. Juist een paar van haar klasgenootjes kwamen geĂŻnteresseerd naar mij toe, vooral toen ik hun speelgoed aan het poetsen was, haha…. Een goed teken voor mij. Het betekent dat Sky lekker in haar vel zit op school en mij dus niet nodig heeft.
Daarna kon ik lekker van een afstand al haar activiteiten bekijken. Het doet mij goed om te zien hoe zij veel babbelt en actief met alles meedoet. Hoe zij lekker speelt op een leuke manier (soms alleen, soms samen, geen ruzie en gewoon netjes en leuk). Hoe zij een boekje aan de juf gaf en vroeg of ze dit wilde voorlezen. Hoe zij op alle vragen van de juf over de kleuren in het boek correct antwoord gaf, behalve eentje die ik later aan die juf uitlegde. Op de kleur ‘bruin’ antwoordde Sky “coklat”, wat de juf erg grappig vond omdat ze dacht dat Sky die kleur met “chocola” associeerde. Maar “coklat” is een Indonesisch woord, dat zowel de kleur bruin als de -inderdaad- chocola betekent! Heel grappig toch wel! đ
Toen de juf vroeg of alle kindjes op een rij wilden zitten om in groepjes van 3 naar buiten te gaan spelen, rende Sky hard naar voren en zat ze op de eerste rij, waarschijnlijk omdat zij heel graag naar buiten wilde. Maar de meisjes in haar klas waren blijkbaar niet zo snel, dus er zaten alleen maar jongens bij de eerste, tweede en zelfs derde rij…met Sky ertussen als het enige meisje.
Een paar dagen geleden had ik voor het eerst een “playdate” voor Sky geregeld. Er is een meisje, ongeveer een half jaar jonger dan Sky, dat ik regelmatig bij de bieb en in de stad ontmoet. Het klikt eigenlijk goed, zowel met het kleine meid, haar moeder en ook haar oma. Dus afgelopen week had ik de stoute schoenen aangetrokken en ze op een “speel-afspraak” bij ons uitgenodigd. Het was erg leuk, en niet alleen voor de kindjes maar ook voor de mama’s! Het meisje heeft wel een pittig karakter. Het moet wel gezegd worden dat zij de nacht ervoor niet goed heeft geslapen, maar ze had vaak boze buien, gooide met dingen en speelgoed, alles met “van mij!” geclaimd, en had Sky zelfs een paar keer geslagen en getrokken, tot haar bril op de grond viel toe. Haar moeder probeerde natuurlijk haar kind te temmen, maar ze zei dat het inderdaad haar karakter is. En ze prijsde Sky voor haar geduld, zachtheid, en bereidheid om te delen. Niet Ă©Ă©n keer deed Sky iets onaardigs tegen dat meisje. Integendeel, elke keer Sky een klap kreeg of elke keer dat dat meisje op de grond lag te krijsen zei Sky tegen mij: “Zij is nog klein…” om haar daarna weer te aaien en samen te spelen. Echt super…super lief! Ik kan mij niet herinneren dat Sky ooit een fase heeft gehad dat zij dingen gooide of iemand sloeg. En dat zie ik toch best vaak bij andere kindjes. Misschien omdat Sky zich vrij snel verstaanbaar kan maken, dat ze dingen kan zeggen en niet hoeft te krijsen om iets te verduidelijken. Misschien hoor, het is maar een van onze theorieĂ«n!
In de speeltuin en andere openbare gelegenheden observeer ik eigenlijk hetzelfde. Dat ik een voorbeeldig kind heb (ehmmm). En dat ik van de grond van mijn hart dankbaar ben daarvoor! Waar veel ouders nog worstelen met hun kroost om het woord “van mij!” en al de bijbehorende ruzies te sussen (er zijn natuurlijk ouders die het hun niets kan schelen), zie ik Sky rustig tegen die kindjes zeggen: “samen spelen, samen delen”. Soms denk ik dat zij iets te ver gaat in haar goede bedoelingen. Dan zie ik andere kinderen al haar gevonden takjes en bloemetjes van haar afpakken (of dat Sky ze zelf weggeven), dat ik haar af en toe juist moet leren: “Sky, als je als eerste iets vindt, of aan iets komt, en je wilt dat houden of ermee speelt…dan mag dat. Je hoeft niet altijd alles aan anderen te geven, je hebt ook recht om iets te hebben of te doen.” Of zoiets. Aan de andere kant, ze kan ook goed uiten wat ze van mening is. Gisteren, na een paar rondjes rennen en verstoppertje spelen met een meisje op de speeltuin, was ze moe en ging ze zitten. Dat meisje bleef haar stoken om nog verder te rennen. Maar Sky zei duidelijk: “Nee, ik wil zitten, ik ben moe.” En toen een andere meisje van een jaar of 6 de grote glijbaan met verspreide handen bezette en zei: “Niemand kan hier langs, deze glijbaan is nu van mij!” antwoordde Sky haar met haar wijzend vingertje: “Nee, dit is van iedereen!”
Ze is pas 2 jaar en 4 maanden…maar soms denk ik:Â ze is al een volwassen meid in haar laten en doen.
Maarrrr….dit alles gezegd te hebben, betekent niet dat onze mini moeder Theresa een soort engel is. Want monster-achtige trekjes heeft ze heus ook wel hoor! Wat ze “goed” kan doen? Aandacht claimen (tja, enig kind hĂš). Ik moest een keer op een ander kind op de speelplek passen omdat de moeder van dat kind haar fiets wilde verplaatsen. Vond Sky niet leuk. Moest ze huilen om mijn aandacht onverdeeld te krijgen. Deze soort dingen moest Sky nog leren. Om even stil te zijn als mama of papa aan het praten zijn, ook een moeilijk punt. En huilen. De laatste tijd wordt het naar mijn idee iets erger…als ze boos is, als ze haar zin niet krijgt, als ze niet begrepen voelt, als ze moe is (en moe is ze nu bijna altijd, omdat ze voor haar leeftijd erg weinig slaapt. Tja, ze weigert gewoon om te slapen…). Huilen dus. En eigenwijs dat ze is, ze weet precies wat ze wil. Gelukkig kunnen we nu goed met haar communiceren. We kunnen haar vertellen waarom ze bijvoorbeeld iets niet krijgt of waarom het anders moet…ze begrijpt het wel, maar ja…het betekent niet dat ze het dan zomaar accepteert.
Best grappig, al deze ontwikkelingen. Niet alles even leuk, maar wel bijzonder om van dichtbij mee te maken hoeveel een kind eigenlijk moet leren en ervaren in haar jong leventje!