Pada kunjungan terakhir kami ke CJG (Posyandu) sekitar 2 bulan yang lalu, kami khusus meminta perawat untuk memerika mata Sky apakah tidak ada tanda-tanda juling. Sampai usia 6 bulan memang bayi masih bisa sering juling, tapi setelah Sky melewati usia ini kami kadang-kadang masih melihat matanya mengarah ke tengah. Biasanya kalau dia memandang sesuatu di tengah. Kamera misalnya, sehingga justru di foto-fotonya kadang terlihat seolah-olah dia agak juling. Perawat CJG tidak bisa menilai posisi mata, sehingga kami boleh membuat janji dengan dokter anak CJG di minggu yang sama. Dokter berpendapat bahwa mata Sky terlihat normal. Dia juga bilang bahwa khususnya bayi berdarah Asia sering dikira juling karena bagian putih matanya sedikit lebih kecil dan sering tersembunyi di belakang pangkal hidung. Sehingga kalau bayi fokus kepada sesuatu, bagian putihnya sering ‘hilang’ dan terlihat seperti juling. Tapi untungnya dokter anak ini menanggapi kekhawatiran kami dengan serius (belakangan baru dia bercerita kalau bayi perempuannya juga baru saja menjalani tes mata yang sama). Kami diberi surat rujukan untuk periksa mata, yang harus kami minta lewat dokter umum. Ya memang sistem di sini agak repot, jadi semua urusan spesialis harus melewati dokter umum dulu (kami punya dokter umum yang tetap, ini tergantung wilayah di mana kita tinggal). Nah, akhirnya kemarin siang kami pergi ke RS.Ikazia (di mana Sky lahir, 10 bulan yang lalu) untuk menjalani pemeriksaan mata yang pertama. Ortoptis-nya, namanya Marjolein, sangat ramah dan ceria, Sky juga jadi santai. Pertama-tama mata disinari dengan senter kecil (yang ada boneka liliputnya di atasnya). Mata Sky mengikuti arah senter ke beberapa posisi dan sementara itu Marjolein menempatkan tangannya bergantian di depan mata kiri dan kanan. Setelah itu Sky memperoleh sebuah kartu yang berisi sebuah gambar gajah, tapi tersembunyi. Gambar ini tidak akan terlihat kalau salah satu matanya tidak berfungsi dengan baik (yang sering terjadi kalau anak juling). Setelah ragu-ragu sejenak, Sky mengarahkan jarinya persis ke gambar si gajah. Lulus deh! Yang terakhir adalah ditunjukkan gambar burung di layar di dinding yang berjarak kira-kira 5 meter dari kursi tempat duduknya. Tapi yah, Sky kan belum bisa bicara, jadi dia cuma melihat gambar di layar sebentar, lalu balik memandang kami dan Marjolein bergantian, hehe… Awalnya waktu membuat janji dengan Rumah Sakit kami diberitahu bahwa kalau mata harus ditetesi maka sesudahnya kami harus menunggu satu jam sebelum tes bisa dilakukan. Tapi tetes mata ini hanya dilakukan untuk tes mata minus, kalau ada kecurigaan bahwa anak mungkin sudah harus pakai kacamata. Marjolein bilang bahwa mata Sky terlihat baik-baik saja, tidak ada tanda-tanda apapun untuk khawatir. Jadi dia juga belum perlu melakukan tes minus dengan tetes mata. Tahun depan kami boleh datang kembali untuk tes ini. Tapi sekarang belum perlu. Jadi dalam waktu seperempat jam kami sudah keluar lagi dari Rumah Sakit, lega dan senang karena mata Sky baik-baik saja! đ
***
Bij ons laatste bezoek aan het CJG, zo’n 2 maanden geleden, hebben we speciaal aan de verpleegkundige gevraagd of zij Sky’s ogen goed wilde nakijken voor eventueel scheelzien. We hebben gelezen dat scheelzien bij baby’s tot de leeftijd van 6 maanden normaal is, maar na 6 maanden vonden we dat Sky toch nog af en toe scheel keek. Vooral als zij op iets focust, de camera bijvoorbeeld, met het resultaat dat jĂșist op de foto’s haar beide ogen soms uit het midden lijken te staan. De verpleegster kon het zelf niet goed beoordelen, dus mochten we in die week nog een keer terugkomen voor een afspraak met de kinderarts. De arts vond dat de stand van de ogen prima was. Ze heeft ook verteld dat bij Aziatische baby’s aan scheelzien vaak wordt gedacht omdat het witte gedeelte van de ogen vaak iets kleiner is en vaak achter de neusbrug valt. Het lijkt dan, zeker bij het focussen, dat de iris uit het midden is. Maar de kinderarts nam onze zorg gelukkig wel serieus aan (achteraf vertelde ze dat haar eigen dochter ook net een oogtest voor scheelzien heeft ondergaan). We kregen een verwijsbrief voor de oogtest, dat via de huisarts moet worden aangevraagd. Uiteindelijk zijn we gisteren bij Ikazia (afdeling kindercontrole – oogarts) voor Sky’s haar eerste ogentest geweest. De orthoptist, Marjolein, was super aardig en vrolijk, en Sky voelde dan ook helemaal op haar gemak. Eerst met een lampje (met een kaboutertje erop) werd er in haar ogen geschenen. Haar ogen volgden het lampje en Marjolein deed haar handje om de beurt voor de linker- en rechteroog. Daarna kreeg Sky een plaatje met ‘verborgen afbeeldingen’ te zien. De olifant op het plaatje zou Sky met Ă©Ă©n oog (in geval van een luioog) dus niet kunnen zien. Maar na enige aarzeling raakte ze toch het plaatje precies op de olifant. Daarna kreeg ze op een scherm aan de muur (op zo’n 5 meter afstand) een vogeltje te zien. Maar ja, praten kan Sky nog niet, dus ze keek wel maar met een blik van “wat moet ik hiermee?” Haha… We hadden vantevoren gehoord dat als de ogen gedruppeld moeten worden, dat wij daarna 1 uur moeten wachten voordat de test gedaan wordt. Maar Marjolein vond dat Sky heel goed op alles reageerde en zag geen enkele reden om nu al de “echte” ogentest te doen (voor een sterkte afwijkingstest). Volgend jaar mogen we opnieuw terugkomen voor deze test. Binnen een kwartier stonden we alweer buiten, gerustgesteld en blij dat alles goed was met Sky’s haar ogen! đ