Daily Archives: 04/01/2013

doctor check

Standard

3 -kTadi pagi akhirnya mampir periksa ke dokter (dokter umum, karena di sini setiap wilayah ada dokternya sendiri-sendiri dan kalaupun mau ke spesialis harus lewat dokter umum dulu). Periksa dokter supaya yakin bahwa batuk pileknya Sky dan mama memang betul-betul cuma batuk pilek biasa. Oya, kemarin muncul berita di koran bahwa saat ini Belanda sudah resmi mengalami epidemi flu, terutama justru bayi dan anak usia 0-4 tahun. Jadi saat ini memang banyak banget orang yang sakit. Buktinya tetangga sebelah rumah juga serumah sakit semua, juga beberapa orang yang kami kenal lewat Facebook juga ternyata sedang flu, demam, batuk atau pilek. Wabah deh! Seorang teman dari Facebook mengingatkan supaya waspada akan pertusis/batuk rejan (whooping cough). Biarpun Sky sudah 3 kali mendapat imunisasi untuk pertusis, tapi katanya tetap bisa kena. Anak teman ini yang seumuran Sky, beberapa bulan lalu juga kena pertusis. Gejala awalnya persis sama seperti flu dan batuk biasa. Setelah kira-kira 2 minggu baru beralih ke batuk yang sering berujung pada sesak nafas. Terutama buat bayi ini bisa berbahaya. Si teman ini memaksa dokter anaknya untuk melakukan tes pertusis. Sederhana saja, cuma mengambil sedikit lendir hidung dan mengetesnya di lab untuk bakteri pertusis. Dan ternyata memang benar positif, padahal tadinya si dokter anak nggak percaya dugaan si Ibu kalau anaknya kena pertusis. Nah lho…Yang bikin susah, sesudah 2 minggu sebetulnya tidak ada obat yang bisa menyembuhkan pertusis. Cuma bisa diteruskan sampai batuknya sembuh sendiri, kira-kira 3-4 bulan (maka itu nama lainnya “batuk 100 hari”). Jadi kami pikir, periksa dokter saja deh, supaya yakin kalau nggak kenapa-napa. Dokter kami ternyata belum pernah dengar jenis tes seperti yang disebut di atas, dan harus membuka buku panduan di internet dulu untuk membaca info detail mengenai pertusis, tapi dia yakin banget bahwa batuk Sky cuma batuk biasa. Dia memeriksa Sky dengan seksama (dada, perut, rusuk, kelenjar leher, telinga, hidung) dan tidak menemukan kelainan apa-apa. Selain itu selama 25 tahun karirnya sebagai dokter, dia belum pernah menemukan seorang pun yang mengalami pertusis parah. Yang ada beberapa kali pertusis tapi dalam bentuk yang lebih lemah. Ini semua, katanya, karena semua orang di Belanda sudah diimunisasi (DTP), jadi kalaupun ada kasus pertusis gejalanya tidak parah. Selain itu dia bilang, kalaupun dites dan bakterinya ditemukan di lab, terus mau bagaimana? Di brosur memang tertulis bahwa antibiotika pun sebetulnya tidak mempan untuk pertusis. Yah, akhirnya kesimpulan akhirnya: bahwa kami cuma batuk pilek biasa. Nggak usah diberi obat, nanti juga sembuh sendiri. Banyak istirahat dan makan minum yang sehat saja katanya. Ada satu hal yang mungkin agak melegakan kalaupun ternyata batuknya memang pertusis, katanya setelah kira-kira 100 hari batuk maka badan akan punya cukup kekebalan untuk penyakit ini selama jangka waktu yang lama ke depannya. Kekebalan ini tidak akan dibangun kalau di awalnya langsung dibasmi dengan antibiotika. Nah, minimal pikiran jadi terhibur begitu tahu fakta ini!

***

Vanmorgen toch maar even langs de huisarts. Eigenlijk om zeker te weten dat wat Sky en mama op dit moment hebben een gewone verkoudheid is. Een Facebook vriendin attendeerde ons om alert te zijn voor kinkhoest. Haar baby heeft het een paar maanden geleden “zomaar” gekregen, ondanks de vaccinatie, en met beginnende symptomen die precies dezelfde zijn als bij een normale verkoudheid. Ze heeft toen nadat haar baby een paar dagen gehoest te hebben bij de kinderarts voor een testje aangedrongen, een simpele test waarbij de neus slijm met een wattenstafje wordt afgenomen en in de lab getest wordt. Na een week was het resultaat toch kinkhoest, wat de kinderarts verbaasde en wat resulteerde in 2 dagen ziekenhuis quarantaine. Het is zo dat kinkhoest pas na ongeveer 2 weken duidelijk te horen is, en dan is het al te laat om medicijnen (antibiotica) in te zetten en dan moet je ‘uithoesten’ (wat bij kinkhoest ongeveer 3-4 maanden duurt, daarom de bijnaam ‘100 dagen hoest’). Al met al willen we toch een professionele blik op onze situatie hebben. Maar onze huisarts, ondanks dat zij nog nooit van de neus-slijm-test heeft gehoord en eerst de officiëlle informatie over kinkhoest van internet moest ophalen, was hier heel stellig over. Ze heeft Sky grondig onderzocht, gehoord en gekeken (borst, buik, ribben, klieren, oren, neus) en ze heeft geen enkele aanwijzing kunnen vinden wat op kinkhoest duidt. Oók als de test werkelijk afgenomen is en de kinkhoest bacterieën in de slijm gevonden zijn, dan nog kunnen we eigenlijk weinig doen, volgens onze huisarts. In haar 25 jarige ervaring in het vak, heeft ze nog nooit de ernstige vorm van kinkhoest in Nederland gezien, zei ze. Wel de mildere variant, en het komt omdat de hele volk al gevaccineerd is. Dus conclusie: gewoon verkouden en gewoon hoesten. Uitzieken dan maar. En trouwens, als het tóch op kinkhoest uitmondt, het schijnt dat na 100 dagen gehoest te hebben je toch een weerstand hebt opgebouwd tegen deze ziekte. Mooi meegenomen! (hoewel het vooruitzicht om zo lang te moeten hoesten natuurlijk schrikbarend is!)