Waktu kami 2 tahun lalu pindah dari apartemen ke rumah biasa (waktu itu Sky berumur 1,5 tahun), aku menemukan “masalah” baru sehubungan dengan urusan mandi. Tentu saja semua Ibu (baru) bermasalah dengan mandi, karena bagaimana mau mandi kalau sudah punya anak? Anaknya dibawa ke kamar mandi atau ditinggal tidur/bermain/apapun aktivitasnya di luar kamar mandi? Paling gampang memang mandi kalau suami sedang di rumah. Waktu Sky masih bayi aku sering mandi kalau dia sedang tidur, atau aku taruh dia di kursi goyang di depan kamar mandi yang pintunya aku biarkan terbuka (rahasia umum kan bahwa yang namanya ‘privasi’ terbang entah kemana begitu kita jadi orang tua, hehe).
Waktu Sky mulai bisa berjalan makin susah saja mencari waktu beberapa menit untuk berdiri di bawah shower. Kalau dia tidur siang aku sering langsung mencuci rambut, atau aku biarkan dia bermain (air) di kamar mandi, atau aku menunggu sampai suami pulang. Hanya kadang-kadang saja aku berani meninggalkan Sky di luar kamar mandi selama beberapa menit. Sebetulnya semua selalu berakhir baik-baik saja, tidak pernah ada kejadian aneh. Tapi yah, mandi terburu-buru jelas nggak enak kan ya.
Kalau semua ini terjadi di ruangan yang berdekatan dan di lantai yang sama, masih lumayan bisa dikontrol lah. Tapi di rumah yang sekarang ini kamar mandinya ada di lantai atas. Jadi tiap pagi aku harus membawa Sky ke atas kalau mau mandi. Buat pembaca yang mungkin bertanya-tanya kenapa nggak mandi kalau suami masih di rumah sebelum berangkat kerja: memang sedikit banyak “salah” kami sendiri sih, tapi kami ini bukan orang pagi, dan hobby banget menunda-nunda waktu bangun sampai mepet, hehehe (aku butuh banget tidur cukup supaya bisa beraktivitas normal)…plus kami mencoba untuk sarapan bersama tiap pagi. Jadilah tidak ada satu menit pun tersisa di pagi hari buatku untuk mandi.
Begitulah, perlahan-lahan kami menemukan ritme keseharian yang sesuai untuk keluarga kecil kami. Antara umur 2 dan 3 tahun Sky selalu ikut ke atas kalau aku mandi. Dua hal yang tidak pernah absen aku cek setiap pagi: bahwa pagar ke arah tangga terkunci (supaya dia tidak bisa turun tangga sendiri) dan bahwa tidak ada hal-hal aneh bin berbahaya di kedua kamar tidur yang letaknya juga di lantai 2. Untuk menyibukkannya aku selalu membawa mainan ke atas. Awalnya Sky sering dan cepat sekali mampir dan ikut nongkrong di kamar mandi. Tapi seiring dengan bertambah umurnya dia makin lama tinggal di kamar tidurnya untuk bermain sendirian. Dan aku makin berani meninggalkannya sendirian seperti itu untuk mandi dengan tenang.
Mulai umur 3 dia kadang menolak untuk ikut ke atas kalau aku mau mandi. Nah, bagaimana nih? Aku memutuskan untuk mempercayainya dan membiarkannya bermain sendirian di lantai bawah. Aku setelkan lagu atau cerita yang dibacakan dari CD, memberinya kertas kosong untuk menggambar atau menyiapkan set mainan untuk dimainkan. Tentu saja di awal fase ini aku tidak bisa mandi dengan tenang. Buru-buru saja untuk turun lagi secepat mungkin. Tapi Sky memang anak manis, dia tahu apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Tidak sekali pun aku pernah memergokinya berbuat yang aneh-aneh (ketok kayu dulu tiga kali). Pelan-pelan momen mandiku jadi tenang lagi. Sekarang bahkan aku berani mandi plus keramas (yang berarti lamanya dobel) tanpa memikirkan apa yang sedang dia lakukan di bawah. Kalau aku turun sesudah mandi biasanya dia memperlihatkan dengan bangga gambar atau hasil prakarya yang baru saja dibuatnya. Atau bercerita dengan bangga bahwa dia tadi kencing sendiri atau membuang ingus sendiri.
Oya, ngomong-ngomong soal kencing: Aku baru menyadari sesuatu yang lucu. Sebelumnya kalau aku duduk 2 menit di wc rasanya seperti berada di surga (kalau suara kecilnya tidak memanggil-manggil dari luar wc ya, hehe). Tapi sejak dia bisa kencing sendiri, eh, waktu surganya bertambah 2 menit lagi, yaitu kalau dia yang duduk di wc! Kalau dikumpulkan dan dijumlah dalam sehari, lumayan juga lho, waktu surga (alias menit-menit tenang) yang aku peroleh dalam sehari, hahaha! 😀
***
Toen we 2 jaar geleden van een appartement naar een gewoon huis verhuisden (Sky was toen anderhalf jaar oud), had ik een nieuw “probleem” ontdekt met betrekking tot het douchen. Natuurlijk hebben alle (nieuwe) moeders een probleem met het douchen, want hoe moet je het doen als je een kindje hebt? Neem je het kindje mee of laat je hem ergens spelen/slapen/wat dan ook, of doe je half-half? Douchen als je partner/man thuis is, is natuurlijk de makkelijkste. En toen Sky nog een baby was ging ik soms douchen als zij sliep of zette ik haar in een wipstoeltje voor de badkamer en liet ik de deur openstaan (het woord ‘privacy’ is foetsie op het moment dat je moeder wordt, dat weet iedereen).
Toen Sky begon te lopen werd het al iets moeilijker om een paar minuten onder de douche te staan. Het middagdutje werd vaak een haarwas-moment voor mij, of ik liet haar met een (water) speelgoed in de badkamer spelen, of ik wachtte totdat mijn man thuiskomt. Heel soms durfde ik Sky buiten de badkamer alleen te laten, voor een paar minuten. Het ging eigenlijk altijd goed, er gebeurde niks geks. Maar ja, haastig douchen is ook niet zo lekker…
Als dat allemaal gelijkvloers gebeurt, dan is het nog te overzien, vind ik. Maar hier in ons huis is de badkamer op de bovenverdieping. Ik moest Sky dus elke morgen naar boven meenemen als ik wilde douchen. Voor diegenen die zich afvragen waarom niet gaan douchen als mijn man ‘s morgens nog thuis is voordat hij naar zijn werk gaat: ik weet dat het zo’n beetje onze eigen schuld is, maar we houden erg van “uitslapen” (ik heb het gewoon heel hard nodig, zeg ik altijd), dus we stellen het wakker worden vaak zo lang mogelijk uit én we willen ook nog samen als een gezin ontbijten. Dus…er blijft ‘s morgens simpelweg geen minuut over voor mij om alleen te gaan douchen.
Afijn, ik heb op een gegeven moment een prima regelmaat gevonden. Tussen 2 en 3 jaar ging Sky altijd met mij mee naar boven. Ik lette wel op dat het traphek dicht was, en dat er geen gevaarlijke dingen in beide slaapkamers waren. We namen ook altijd iets om te spelen mee. Aan het begin kwam Sky wel gauw naar de badkamer toe, maar ze bleef steeds langer in haar slaapkamer om alleen te spelen. En ik durfde steeds langer haar zo alleen te laten om rustig te gaan douchen.
Vanaf haar derde jaar begon zij af en toe te weigeren om mee naar boven te gaan. Wat nu? Ik besloot haar te vertrouwen en haar alleen beneden te laten. Liedjes- of luister cd’s opzetten, een paar lege papiertjes geven om te tekenen of een set speelgoed klaarzetten. Natuurlijk douchte ik aan het begin van deze fase wéér onrustig, nam ik een bliksemdouche om zo snel mogelijk weer beneden te zijn. Maar Sky is gewoon een lief kind, ze weet wat mag en niet mag, ik heb haar nooit op iets geks kunnen betrappen (even afkloppen). Langzaam werd mijn douche-momenten steeds rustiger. Nu kan ik zelfs mijn haar rustig wassen (het duurt twee keer zo lang als een gewone douche) zonder na te denken wat ze beneden aan het doen is. Als ik beneden kom laat ze meestal trots een tekening of een knutselwerkje zien. En vertelt ze trots dat ze zelf heeft geplast of zelf haar neus heeft gesnoten.
Oja, over plassen gesproken: Laatst merk ik iets grappigs. Voorheen voelde de 2 minuten alleen op de wc voor mij als een kleine paradijs (áls er dan geen klein stemmetje die buiten de wc “mama” blijft roepen). Maar sinds zij helemaal zelfstandig naar de wc kan, komt er daar nog 2 minuten bij, de tijd dat zíj op de wc alleen zit! Tel dat maar op gedurende de dag, en heb ik mijn rustmomenten bij elkaar toch mooi gescharreld! 😀