languages

Standard

Karena blog ini ditulis dalam dua bahasa, logis bahwa orang sering bertanya apakah kita nanti akan membesarkan Little juga dengan dua bahasa. Hmm, sejujurnya kita belum tahu. Bukan karena kita tidak mau lho, aku sendiri sangat ingin melihat Little tumbuh dengan beberapa bahasa dan budaya sekaligus. Tidak perlu jadi petualang lintas dunia (boleh saja sih), tapi maksudku lebih kepada tindakan dan karakternya, supaya dia open-minded terhadap dunia luas, supaya pikiran dan nilai-nilainya tidak hanya dia dasarkan pada apa yang dia kenal dari dunia kecil di sekitarnya, supaya dia selalu bersemangat belajar dan penasaran terhadap hal-hal baru tapi dengan tetap menjaga respek pada dirinya sendiri dan pada hal2 yang tidak dia mengerti. Nah…terdengar muluk-muluk kan kalau diucapkan seperti ini…yah, aku tahu setiap anak lain-lain, tapi kalau kita sebagai orang tua tidak berani mengucapkan harapan kita pada anak, bagaimana mungkin salah satu (atau semua) harapan itu bisa terwujud?

Oke, kembali ke topik deh: bahasa. Sudah jelas bahwa bahasa utama yang akan kita ajarkan adalah bahasa Belanda (lha wong tinggalnya di Belanda, hehe). Tapi…apa kita akan segera mencoba memperkenalkan bahasa kedua? Aku sudah membaca cukup banyak literatur untuk mengerti bahwa semua ahli perkembangan anak dan ahli bahasa setuju bahwa bayi dan anak2 kecil punya kemampuan yang luar biasa untuk belajar dua atau bahkan tiga bahasa sekaligus. Dengan syarat…setiap orang tua (papa atau mama) konsisten berbicara dalam satu bahasa, DAN…bahasa itu adalah bahasa ibu dari orang tua yang mengucapkannya. Di sini nih masalahnya. Joop tentunya akan berbicara Belanda pada si kecil, tapi aku sebetulnya tidak punya keinginan untuk berbicara bahasa Indonesia (lain ceritanya kalau nanti Little sudah besar dan ingin belajar bahasa Indo, pasti aku akan ajarkan dengan senang hati). Bukan apa-apa, dengan tetap menjaga rasa hormat terhadap bahasa yang indah ini dan terhadap keluarga dan teman2 yang tinggal di sana, tapi kalau aku harus memilih bahasa kedua apa yang akan aku ajarkan pada si kecil, aku pasti memilih bahasa yang paling banyak dipakai di dunia: Inggris. (jangan ada yang usul tiga bahasa ya, ngga kebayang repotnya, hehe). Dari pengalamanku sendiri dan apa yang aku lihat selama ini, menguasai bahasa Inggris betul2 syarat untuk membuka pintu2 dan kesempatan2 baru, dan untuk menjadikan dunia yang seolah tak berbatas ini seperti rumah kita sendiri. Tapiii…aku tetap saja bukan native-speaker!! Untuk bisa konsisten berbicara bahasa Inggris 24 jam sehari mungkin masih bisalah, dengan disiplin dan kemauan tingkat tinggi, tapi yang paling aku takutkan adalah aksen Asia (baca: Jawa)-ku yang medok luar biasa ini…bakal lebih banyak merusak bahasa si kecil kayanya ntar! Jadi…diskusi di rumah masih berlanjut seru… 😉

***

Doordat ik de blog in twee talen schrijf, krijg ik als logisch gevolg vaak de vraag of wij de kleine straks ook tweetalig gaan opvoeden. Nou, dat weten we dus nog niet. Niet dat we het niet willen, ikzelf wil het liefst zien dat mijn kind zo multicultureel en meertalig mogelijk gaat opgroeien. Zij hoeft niet (mag wel) een wereldreiziger worden, maar ik bedoel meer dat zij openstaat voor de wijde wereld, dat zij haar gedachten en (voor)oordelen niet alleen op de wereld die zij kent baseert, dat zij nieuwsgierig en leergierig is voor alle nieuwe dingen maar een volledig respect voor zichzelf en voor zaken die zij niet begrijpt weet te behouden. Zo…het zijn grote wensen en ik weet dat elk kind anders is, maar als je nooit een wens durft uit te spreken dan heb je ook geen behoefte om het te verwezenlijken, lijkt mij.

En nu terug naar het onderwerp: de opvoedtaal. Uiteraard zullen we Nederlands als de basistaal gebruiken, daarover is er geen twijfel mogelijk. Maar…gaan we proberen de tweede taal direct voor te stellen? Ik heb nu genoeg informatie gelezen om te weten dat alle opvoedkundigen en taalwetenschappers er mee eens zijn dat baby’s en kleine kinderen erg goed in staat zijn om twee of zelf drie talen tegelijk te leren. Mits…elk ouder consistent is in het gebruiken van een bepaalde taal EN…dat die ouder ook de moedertaalspreker is van die taal. Hier hebben we een probleem. Joop zal sowieso in het Nederlands tegen de kleine praten, maar ik voel eigenlijk geen aandrang om onze meid Indonesisch te leren (straks, als zij groter is en zelf de behoefte voelt om de taal te leren, zal ik haar uiteraard met alle liefde begeleiden). Met alle respect voor deze mooie taal en voor al mijn families en vrienden die daar wonen, maar als ik een tweede taal voor ons kind mag kiezen, dan wordt het vanzelfsprekend de wereldtaal: Engels. (en nu niet zeggen dat het ook drie talen kan, twee is al moeilijk zat!). Ik heb zelf ervaren en genoeg gezien om te kunnen zeggen dat goed Engels erg belangrijk is om nieuwe deuren en kansen te openen en om de wijde wereld je grote huis te maken. Maar…ik ben natuurlijk geen native-speaker! Om consistent Engels te spreken wil het misschien met enige discipline en moeite nog wel lukken, maar ik ben vooral bang dat mijn typische (Aziatische) accent meer schade maakt dan goed is voor de kleine! Dus…dit wordt nog vervolgd… 😉

4 responses »

  1. Memang aku juga sdh mikir mengenai bahasa itu,kuatir wae aku ndak bisa komunikasi dgn cucuku.Tapi anyway aku setuju banget dgn jalan pikiranmu 2 bahasa pertama adalah Belanda dan Inggris.Baru kalau Little sdg agak besar bisa diperkenalkan bahasa Indonesia.

    • Kalo semua orang ngomong Inggris sebenernya jadi gampang ya…nantilah kita masih liat2 situasi dan belum tentu juga si kecil mau diajak ngomong dua bahasa sekaligus (selain orang tuane juga bakal repot, hehe).

  2. HI Stella, een collega van mij (en haar man) is ook geen native speaker van Engels, maar toch voeden ze hun dochters op met de Nederlandse en de Engelse taal. Dat komt mede doordat zij familie in het buitenland hebben die alleen Engels praten en dan is het toch wel handig. Misschien geen Indonesisch, maar Engels.

    Persoonlijk had ik het ook heel handig gevonden als mijn ouders Engels met mij hadden gesproken. Mijn Engels is top (al zeg ik het zelf) maar als je er later minder moeite voor hoeft te doen is dat wel heel fijn.

    • Leuk voorbeeld Danielle, het kan dus wel en ik ben eigenlijk wel benieuwd hoe je collega het precies doet met de twee talen (maar dat vraag ik je later wel). Heb ook dezelfde ervaring met Engels, ik moest ook veel privé lessen nemen omdat alleen op school leren echt niet voldoende was.

Leave a comment